28 June 2010

Bukan sensasi

Secangkir teh manis panas menjadi teman kencanku sore ini...
Menjadi teman atas ke egoan dan atas sesuatu yang katanya kemunafikan.
Lalu semangkuk mie ayam pun datang menggoda keriuk perut yang lambat laun menggila mengeluarkan suaranya.
Apa daya,lapar!
(sembari tersenyum mengelus perut laparku)
Tanpa sadar,aku perhatikan sekitar yang ternyata memperhatikanku
Iya aku memang kelaparan,bentak hatiku yang mencoba menjawab keanehan mereka mengenai cara makanku..

"coba lapangkan"
Kalimat yang hari ini aku coba untuk membuat semua orang faham mengenai pengejawantahannya..

Aku memang bukan orang yang terbiasa mengeluh atas keluh kesah, lelah, amarah dan atas segala rasa yang kurasa
Tapi apa aku tidak memiliki hak untuk ditanya?
Atau hanya untuk sekedar bercerita..
Biarlah..
Sambil menghela nafas ditempat duduk sebuah cafe dibilangan jakarta selatan.

Ku lanjutkan kembali cerita ini dengan ditemani secangkir teh panas yang ku pesan untuk kali kedua di cafe itu..
Rokok dari perusahaan terkemuka berwarna hitam pun tak luput melambaikan asap dari batangnya untuk aku hisap.
Bete memang,tapi inilah curahan hati yang tak pernah dapat aku beri judul.

Aku memang seorang yang tidak suka dikoreksi
Tanpa bermaksud sombong ataupun merasa benar sendiri
Namun bukan berarti enggan untuk berintrospeksi
Meski koreksi takkan membuatku berhenti berkreasi
Meski koreksi takkan menjadikan sesuatu yang bersifat kontroversi
Tapi sungguh aku tidak suka dikoreksi,namun maaf bukan untuk sebuah sensasi...

Karena ini aku,bukan dia.!
Tetapi "hanya" aku..

No comments:

Post a Comment