23 April 2010

Dikala petang kucari siang, namun kucari petang dimalam hari dan kunikmati malam diteriknya fajar saat pagi menjelma.

Menyongsong suatu pagi yang masih menjadi mimpi kehidupan, tak kupejamkan mata ini agar aku dapat menguak misteri yang akan hadir disiang nanti. Sepi memang, ditemani sepoi-sepoi angin dini hari kota jakarta yang semakin sesak dengan manusia dan dosa. Semakin menjelang pagi, semakin dalam kuhisap batangan rokok ku yang kutaruh di asbak yang penuh terisi puntungan dari rokok yang telah habis kuhisap.
Secangkir kopi pun tak luput menemani lamunanku, meski telah dingin tertiup angin dari kipas yang memutar diatas kepalaku.
Terkadang terbesit fikirku untuk mengucapkan atau bertanya "Sedang apakah aku ini?", tapi tak pernah kutemukan jawabnya! merugikah aku? ku tak tahu...



Pagi hari,
"den,bangun!?? liat jam, katanya kuliah jam 8??" bentak adikku dengan rasa sayangnya, tersentak aku dan langsung terbangun dari tidur sesaat itu. Kamar mandi tujuanku saat itu dan kembali ku termenung saat kuingat harapku dini hari tadi, inikah pagi yang kunanti? hrghhhh.....

Siang dan petang pun masih kubertanya hal yang sama...

Masih adakah cahaya itu? sehalus belaian angin yang menemaniku menunggu pagi dan sepekat kepulan asap dari batangan rokokku?
Sepertinya tak akan ada lagi karena dalam hidupku yang kucari bukanlah sensasi ataupun kontroversi namun dengan sendirinya mereka mengalir beriringan dalam kehidupanku.
Sudah lama kunanti jawaban atas pertanyaan itu, namun langit masih tak mau mendengar raungan suaraku hingga kini aku tak kuasa lagi tuk teriakan asaku.

No comments:

Post a Comment